Minggu, 13 Mei 2012

UPAYA MENDORONG FAKTOR-FAKTOR KEWIRAUSAHAAN DI NTT


Dalam upaya mencapai peningkatan kualitas kinerja wirausahawan di NTT sangat bergantung kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya yaitu pemerintah,kalangan wirausahawan dan masyarakat yang dalam hal ini ingin memberdayakan diri mereka melalui kegiatan wirausahawan.disini dituntut peran serta,fungsi dan kerja sama yang melibatkan 3 elemen utama dalam kegiatan perekonomian tersebut.                     Adapun factor-faktor yang dapat memicu wirausahawan di NTT adalah sebagai berikut:
1.Digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis
2.Digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.
3.Hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.
4.Sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan
5.Terintegrasi dan holistic.                                                                                                                                                                                                                         Menurut Saiffudin (2002),factor pemicu kewirausahaan ditentukan oleh “property linght”,competency incentives dan environment.sedang menurut Kuncara (2008:1)factor pendorong kewirausahaan terdiri oleh factor internal dan factor eksternalsebagai berikut:
a.faktor internal                                                                                                   yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri kita sendiri.kecakapan pribadi seseorang terdiri dari 3 unsur penting yaitu:
1.kesadaran diri.
Ini menyangkut kemampuan mengenali potensi diri dan efeknya , mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri ,dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri.
2.pengaturan diri.
Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan yang merusak,memelihara norma kejujuran dan integritas ,bertanggung jawab atas kinerja pribadi,keluwesan dalam menghadapi perubahan serta mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan,pendekatan dan informasi-informasi baru.
3.motivasi
Ini menyangkut dorongan prestasiuntuk menjadi lebih baik,komitmen,inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.
b.faktor eksternal.                                                                                                                    Yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan .kecakapan sosial sesorang terdiri atas 2 unsur yaitu:
a.Empati
Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain,perspektif orang lain dan berminat terhadap kepentingan orang lain.juga kemampuan untuk mengantisipasi ,mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.mengatasi keragaman dalam membina pergaulan,mengembangkan orang lain dan kemampuan untuk membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan,juga tercakup di dalamnya.
b.keterampilan sosial
Termasuk di dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang lain (persuasi),berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan ,membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok ,memulai dan mengelola perubahan ,bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.

Jumat, 11 Mei 2012

Sosiologi Komunikasi - Media dan Ideologi Bangsa

A. Hubungan Antara Media dengan Masyarakat

Hubungan media dengan masyarakat sangat erat, begitupun sebaliknya. Berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat tidak pernah lepas dari media. Berikut adalah beberapa pandangan para ahli (Liliweri, tanpa tahun, hal. 1-6) 
Auguste Comte
Menurut pandangan Comte, masyarakat di analogikan sebagai organisme (bandingkan dengan hewan dan tumbuhan). Dengan analogi organism pada hewan dn tumbuhan itu maka masyarakat dapat di asumsikan memiliki struktur yang “menyeluruh” yang di bentuk oleh bagian bagian atau sub system. Sub system ini berubah sehingga mempengaruhi keseluruhan bagian/system. Perkembangan sub struktur dalam organisme itu sama dengan terbentuknya spesilisasi dalam masyarakat. Comte selanjutnya berpandangan bahwa peranan spesialisai dari setiap masyarakat terlihat dalam perubahan keragaman tujuan, tugas dan fungsi serta karakter dari masyarakat itu sendiri. Kaitan masyarakat sebagai organisme tersebut dengan keberadaan media massa yaitu :  Media massa dianggap sebagai salah satu sub sistem yang menjalankan salah satu tugas dan fungsi dalam masyarakat sebagai sistem yakni akan menyumbang stabilitas dan harmonisnya suatu masyarakat.  Aktifitas atau kerja media massa juga merupakan spesialisasi. Artinya, media hadir untuk memperbanyak diferensiasi atau keberagaman sosial dengan institusi lain yang ada dalam masyarakat. 
Herbert Spencer
Spencer dalam karyanya First Principels (1863), menegaskan , pada mulanya masyarakat itu bersifat homogeny (tidak beragam). Namun karena organismenya terus berkembang maka masyarakat menjadi heterogen (perubahan dari umum ke spesialisasi). Konsep Spencer tersebut menerangkan hubungan media dan masyarakat di mana gagasan spencer tersebut mendorong kehadiran sebagai spesialisasi dan jika media mau bertahan hidup maka harus ada perjuangan satu sama lain agar supaya hidup. Kehadiran media ternyata dapat membentuk suatu masyrakat massa, suatu masyarakat yang telah terbagi-bagi kedalam perilaku sendiri-sendiri tanpa memperhatikan nilai-nilai masyarakat pada umumnya. 
Ferdinand Tonnies
Salah satu gagasan yang di perkenalkan oleh Tonnies adalah “batas-batas sosial”(sosial bond). Masyarakat oleh Tonnies di sebutnya gemeinschaft dan geselschaf. Pada intinya, Tonnies memang kurang berminat pada gagasan Comte dan Spencer yang menganggap masyarakat sebagai organisme. Gagasan tentang gemeinschaft itu di ajukan untuk menunjukkan bahwa dalam masyarakat ada komunitas orang-orang yang memelihara kebersamaan dalam hubungan antar pribadi. Anggota dalam komunitas itu saling membutuhkan , resiprokal, dan memiliki sentiment yang sama. Gagasan tentang geselschaf menurut Tonnies, di cirikan oleh relasi-relasi sosial yang bersifat rasional atau berdasarkan kontak untu bekerja sama berdasrkan minat atau kepentingan yang sama. Hubungan pandangan Tonnies dengan media massa yakni bagi Tonnies, masyarakat media merupakan suatu bentuk dari geselschaf. Terlihta di mana kehadiran media sebagai organisasi merupakan suatu komunitas baru yang memiliki relasi yang bersifat impersonal dan anonymous/tanpa nama dan bentuk. Akibatnya, jika media massa ingin bertahn hidupdalam masyarakat maka relasi internal media dan relasi antar media dan masyarakat harus berada dalam situasi impersonal. Hanya dengan cara sperti itu media benar-benar tampil sebagai media yang tanpa memihak atau bebas dari kepentingan kelompok tertentu. 
Emile Durkheim 
Gagasan nya yang di kenal yaitu tentang solidaritas dalam masyarakat. Disbutkan bahawa solidaritas sosiallah yang membuat masyarakat itu menjadi harmonis. Ada 2 solidaritas sosial menurut Durkheim : solidaritas mekanis dan organis. Soldaritas sosial terbentuk karena adanya fungsi integrasi dalam setiap unsure masyarakat (atau spesialisasi) itu. Solidaritas mekanis adalah solidaritas bersama yang di bentuk oleh mereka yang mempunyai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai, orientasi bersama yang mendalam dan yang bersifat uniform (seragam). Sedangkan solidaritas organism di pahami sebagai solidaritas bersama yang di bentuk oleh mereka yang mempunyai seperangkat nilai dan orientasi bersama yang lebih rasional yang bekerja sama membentuk suatu masyarakat yang lebih modern. Relevansi pandangan Durkheim bila di hubungkan dengan media massa dan juga masyarakat massa yaitu bahwa kalau masyarakat itu makin heterogen maka media massa selalu mengambil bentuk pola isi media yang lebih cenderung heterogen pula. Akibatnya, kehadiran media massa dan pola isi media seperti itu akan dapat membagi masyarakat ke dalam isolasi psikologis karena pemberitaan media di dasarkan pada karakteristik audiens.

B. Hubungan antara Media dengan Ideologi Bangsa Untuk mengetahui bagaimana asumsi dan keyakinan dari suatu bangsa berkaitan dengan media massa yang berkembang dalam suatu bangsa yang bersangkutan serta memahami perspektif dari sistem media massa mereka, kita harus merujuk pada 4 teori pers berikut :
1. Teori Pers Otoritarian
Muncul pada masa iklim otoritarian di akhir Renaisans, setelah ditemukannya media cetak. Kebenaran dianggap bukanlah hasil dari masa rakyat tetapi dari sekelompok kecil orang-orang bijak yang berkedudukan dan mengarahkan pengikut-pengikut mereka. Kebenaran di letakkan dekat dengan pusat kekuasaan ( di fungsikan dari atas ke bawah). Penguasa-penguasa kemudian menggunakan pers untuk memberi informasi kepada rakyat tentang keebijakan-kebijakan penguasa yang harus di dukung. Teori ini menyatakan bahwa kebebasan pers sepenuhnya bertujuan untuk mendukung pemerintah yang bersifat otoriter, sehingga pemerintah langsung menguasai dan mengendalikan seluruh media massa. Ciri pers otoritarian : • Kebenaran adalah milik pemegang kekuasaan. • Pers di atur oleh penguasa sehingga pers kehilangan fungsinya sebagai media control terhadap pemerintahan. • Isi pemberitaan harus mendukung kebijakan pemerintah dan tidak boleh membelot dari kepentingan penguasa. • Penguasa memiliki kewenangan untuk menyensor isi pemberitaan sebelum di cetak.  
2. Teori Pers Liberitarian
Teori ini berkembang sebagai dampak dari masa pencerahan dan teori umum tentang rasionalisasi serta hak-hak alamiah dan berusaha melawan pandangan yang otoriter. Di bawah teori liberal, pers bersifat swasta, dan siapapun yang mempunyai uang yang cukup dapat menerbitkan media. Media di control dalam dua cara. Dengan beragam pendapat , “proses pembuktian kebenaran” dalam “pasar bebas gagasan” akan memungkinkan individu membedakan mana yang benar dan salah. Demikian juga dengan sistem hokum yang memiliki ketentuan untuk menindak tindaakan fitnah, senonoh, ketidaksopanan, dan hasutan dalam masa peperangan.
3. Teori Tanggung Jawab Sosial
Media harus memenuhi tanggung jawab sosial. Tanggung jawab ini merupakan evolusi gagasan praktisi media, undang-undang media, dan hasil kerja Komisi Kebebasan Pers dimana berpendapat bahwa selain bertujuan untuk memberikan informasi, menghibur, mencari untung, pers juga bertujuan untuk membawa konflik ke dalam arena diskusi. Teori ini mengatakan bahwa setiap orang yang memiliki sesuatu yang penting untuk di kemukakan harus di beri hak dalam forum dan jika media di anggap tidak memenuhi kewajibannya, maka ada pihak yang harus memaksanya. Pada dasarnya, ada 6 gambaran tugas pers di bawah teori Tanggung Jawab Sosial dan teori Libertarian : • Melayani sistem politik dengan menyediakan informasi, diskusi dan perdebatan tentang masalah-masalah yang di hadapi masyarakat. • Memberi penerangan kepada masyarakat sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat mengatur dirinya sendiri. • Menjadi penjaga hak-hak perorangan dengan bertindak sebagai anjing penjaga yang mengawasi pemerintah. • Melayani sistem ekonomi dengan mempertemukan pembeli dan penjual barang atau jasa melalui media periklanan. • Menyediakan hiburan. • Mengusahakan sendiri biaya financial sedemikian rupa sehingga bebas dari tekanan-tekanan orang yang punya kepentingan. Asumsi utama dari teori ini adalah bahwa kebebasan mengandung suatu tanggung jawab yang sepadan, dan media yang telah menikmati kedudukan terhormat dalam pemerintahan harus bertanggung jawab kepada masyarakat dalam menjalankan fungsi-fungsi penting komunikasi massa sebagaimana lazimnya suatu masyarakat modern. Lalu bagaimana hubungan pers dengan pemerintah? Pemerintah tidak hanya mengijinkan kebebasan tetapi juga mempromosikannya. Pemerintah juga harus melindungi kebebasan setiap warga negaranya. Jika kebebasan media ingin terwujud maka pemerintah harus meminimalisir campur tangannya.
4. Teori Komunis Soviet
Soviet berpandangan bahwa tujuan utama media adalah membantu keberhasilan dan kelangsungan sistem Soviet. Media dalam sistem soviet dimilki dan di control oleh Negara dan hanya sebagai perpanjangan tangan Negara. Postulat teori ini antara lain : • Media sebaiknya tidak di miliki oleh pribadi • Media harus melaksanakan fungsi positif bagi masyarakat dengan melakukan sosialisasi norma yang di inginkan, pendidikan informasi dan mobilisasi. • Media harus tanggap terhadap kebutuhan dan keinginan masyarakat/audiensnya. • Media hendaknya mendukung gerakan progresif di dalam dan luar negeri. • Masyarakat berhk melakukan sensor dan tindakan hukum lainnya untuk mencegah atau menghukum setelah terjadinya peristiwa,publikasi yang anti masyarakat.
5. Teori Media Pembangunan. Prinsip utama teori ini :
 • Media seyoyanya menerima dan melaksanakan tugas pembangunan positif sejalan dengan kebijaksanaan yang di tetapkan secara rasional. • Kebebasan media seyogyanya di batasi sesuai dengan prioritas ekonomi dan kebutuhan pembangunan masyarakat. • Media perlu memprioritaskan isinya pada kebudayaan dan bahasa nasional. • Para wartawan dan karyawan media lainnya memiliki tanggung jawab serta kebebasan dalam tugas mengumpulkan informasi dan penyebarluasannya. • Bagi kepentingan tujuan pembangunan, Negara memiliki hak untuk campur tangan dalam, atau membatasi, pengopersian media serta saran penyensoran dan pengendalian langsung dapat di benarkan.
6. Teori Demokratis-Partisan
Teori ini menolak keharusan adanya media yang seragam, desentralisasi, mahal dan di kendalikan oleh pemerintah. Teori ini lebih condong pada keberagaman, skala kecil, lokalitas, de-institusionalisasi, pertukaran peran antara pengirim dan penerima, hubungan komunikasi horizontal pada semua tingkat masyarakat dan interaksi. Dalm teori ini, terdapat campuran beberapa teoritis, termasuk liberalism, utopianalisme, sosialisasi, egalitarialisme, dan lokalisme. Lembaga media yang membangun sesuai teori ini akan terlihat lebih sesuai dengan kehidupan sosial di masa akan datang dan akan lebih langsung mengendalikan audiensnya.dengan menawarkan berbagai kesempatan perolehan dan keikutsertaan atas persyaratan yang di tetapkan oleh para pemakainya ketimbang para pengendaliannya.

KOMENTAR
 Media dan masyarakat, adalah satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan lagi yang mana memiliki hubungan yang sangat erat. Media sebagai control sosial hendaklah berperan sebagaimana mestinya. Berjalan haruslah sesuai dengan fungsi dan tujuannya tanpa mengutamakan individu, kelompok, lembaga/instansi tertentu. Dalam kaitannya dengan Ideologi Bangsa, media berperan penting dalam ikut menentukan corak, bentuk warna dan struktur sosial politik dari suatu bangsa di mana media itu beroperasi. Karena itu kita mengenal adanya teori Otoritarian, Libertarian, Tanggung Jawab Sosial, Soviet Komunis, Media Pembangunan dan Teori Media Demokrasi-Partisan.

MANAJEMEN PENERBITAN PERS - ISI PENERBITAN PERS

Sebagai suatu lembaga yang di kelola secara bisnis, perusahaan penerbitan pers juga menghasilkan produk yang di jual pada masyarakat. Beda dengan produk barang lainnya, produk penerbitan pers juga mempunyai misi tersendiri, yaitu ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan keadilan, dan memberantas kebatilan. Pada dasarnya, Penerbitan Pers berisi tiga (3) komponen.

A. Pemberitaan (News Getting)  Pengertian Berita Berita berasal dari bahasa sansekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa inggris di sebut write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Vrita dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi Berita/Warta. Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwodarminta, “berita” berarti kabar atau warta. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, berita ialah “laporan mengenai kejadian / peristiwa yang hangat”. Berita dari beberapa bagian. Isi terkecil dari berita adalah data. Data berasal dari datum, sedangkan datum di ambil dari semua kejadian/peristiwa. Definisi berita menurut beberapa Ilmuwan, penulis dan pakar komunikasi : a. Dean M Lyle Spencer, berita sebagai suatu kenyataan atau ide yang benar dan menarik perhatian sebagian besar pembaca. b. Dr. Willard C Bleyer, berita adalah sesuatu yang termasa (baru) yang di pilih oleh wartawan untuk di muat di dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi pembaca surat tersebut. c. Eric C Hepwood,, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dn dapat menarik perhatian umum. d. Amak Syariffudin, berita adlah suatu laporan kejadian yang di timbulkan sebagai bahan yang menarik perhatian public media massa. Untuk membuat berita, paling tidak harus memnuhi dua syarat, yaitu : a. Faktanya tidak boleh di putar sedemikian rupa sehingga kebnaran tnggal sebagian saja. b. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap. Semboyan dalam menulis berita, “satu masalah dalam satu berita”. Artinya suatu berita harus di kupas dari satu masalah saja dan bukan banyak masalah karena akan menimbulkan kesukaran penafsiran yang menyebabkan berita tidak sempurna.) Dalam menulis berita, penulis harus membedakan antara fakta, interpretasi dan opini. Fakta adalah kejadian yang berlangsung di lapangan. Contoh: Fakta : Rudi Ramli, direktur utama Bank Bali, di ajukan ke sidang pengadilan. Interpretasi : Rudi Ramli di adili karena menerima klaim bantuan likuidasi Bank Bali. Opini : Setuju atau tidak setuju, Rudi Ramli diadili. Opini seseorang bisa berubah menjadi fakta, jika di sebutkan nara sumbernya. Ini yang di sebut fact in idea. Agar berita dapat menarik perhatian pembaca, perlu di perhatikan unsur-unsur di bawah ini : a. Actual b. Jarak c. Terkenal d. Keluarbiasaan e. Akibat f. Ketegangan g. Pertentangan h. Seks i. Kemajuan j. Human interest k. Emosi l. Humor  Berita Langsung (straight news) Berita langsung adalah berita yang di tulis secara langsung. Artinya, informasi yang di tuangkan dalam berita itu di peroleh langsung dari sumber beritanya. Biasanya di ungkapkan dalam bentuk pemaparan (descriptive) yaitu, suatu gaya penulisan berita yang memaparkan kejadian atau peristiwa ang terjadi dalam keadaan apa adanya saja tanpa di tambah dengan penjelasan. Berita ini lebih mengutamakan aktualitas informasinya (berdasarkan kejadian yang sebenarnya).  Penggalian Berita (investigative news) Untuk membuat berita, harus ada kejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa ini yang di sebut sumber berita. Sumber berita di bagi jadi dua : a. Sumber berita utama (primer), adalah kantor berita resmi dari pemerintah dalam hal menyampaikan pengumuman, pemberitahuan, dan sebagainya. Setiap Negara memiliki kantor berita, misalnya Indonesia (LKBN Antara), Malaysia (Bernama). b. Sumber berita ke dua ( sekunder), adalah media massa, seperti surat kabar, siaran radio, televise, dsbg. Berita investigasi sering di sebut dengan berita eksklusif. Artinya, brita tersebut jarang terjadi. Tetapi akhirnya, berita tersebut di ketahui banyak orang. Dalam menggali berita untuk mendapatkan sumber berita yang valid dapat di lakukan dengan tiga cara ; 1) Penulis berita menerima data atau informasi langsung dari informan (sumber berita) 2) Meliput acara, artinya penulis menghadiri undangan suatu acara yang sudah ada. 3) Menggali berita. Penulis berita melakukan penelitian sendiri trhadap suatu kejadian atau pristiwa. Data yang ada diperoleh dengan menggali informasi dari berbagai pihak. Informasi atau data tersebut kemudian di olah menjadi berita.  Pengungkapan berita (explanatory news) Dalam penulisan berita explanatory news, penulis dengn bebas memaparkan data baik dari orang lain maupun dari hasil penyelidikannya sendiri. Beberapa opini penulis juga di masukkan.  Penjelasan Berita (interpretative news) Adalah bentuk berita yang penyajiannya merupakan penggabungan antara fakta dan interpretasi. Artinya, dalam penulisan berita seperti ini, penulis boleh memasukkan uraian., komentar dan sebagainya yang ada kaitannya dengan data yang di peroleh dai peristiwa atau kejadian yang di lihatnya. Dalam interpretative news jika sumber berita memberikan data atau informasi yang di rasakan masih kurang jelas arti dan maksudnya maka penulis wajib mencarikan penjelasan terhadap arti dan maksud dari informasi tadi. Banyak pendapat yang mengatakan interpretative news adalah bukan berita karena banyak di masuki berbagai uraian, komentar dan sebagainya. Pendapat seperti itu benar jika dilihat dari segi bentuk beritanya saja. Tetapi jika ilihat dari system penyajian berita, memasukkan komentar, penjelasan, diperbolehkan. Karena itulah muncul kemudian istilah penjelasan berita.  Pengembangan Berita (depth news) Adalah kelanjutan atau hampir sama dengan investigasi news. Bedanya hanya, jika investigasi news bermula dari adanya isu atau data mentah yang kemudian dilakukan penelitian , sedangkan depth news berasal dari adanya sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa di lanjutkan kembali. Lahirnya pengembangan berita ini karena banyaknya yang di dapat pada suatu peristiwa, tetapi data itu tidak saling terkait meskipun topiknya sama.  Karangan Khas (feature) Adalah bagian dari penyajian berita yang cara menulisnya dapat mengabaikan pegangan utama dalam penulisan berita, yaitu 5 W dan 1 H. Feature sampai sekarang banyak yang mengartikan berbeda. Sebagaian pendapat menganggap feature adalah karangan khas. Sebagian lain menyebut feature adalah penyajian berita yang berbentuk human interest. R. Amak Syarifuddin dalam bukunya Jurnalistik Praktis membagi Sembilan topic yang bisa di tulis secara feature: a. Sketsa human interest, yaitu tulisan yang sifatnya sketsa yang dilandasi humor atas kejadian sehari-hari. b. Sketsa kehidupan orang yang menarik public. c. Kilasan berita-berita yang menarik, yaitu objek yang mempunyai unsure-unsur pribadi, kedudukan, dan andilnya yang besar terhadap masyarakat. d. Dokumen otobiografi kemanusiaan yang berkaitan dengan pengalaman seseorang yang disoroti secara obyektif. e. Feature historis, yaitu kisah tentang orang-orang terkenal atau tentang kejadian-kejadian yang menonjol. f. Sketsa perjalanan, yaitu tulisan yang mengemukakan perjalanan seseorang dalam daerah-daerah baru yang di kunjunginya. g. Interpretative feature, penulisan yang mengungkapkan latar belakang pengalaman di bidang politik, social, ekonomi, budaya dan lainnya. h. Artikel pengetahuan populer tentang ilmu pengetahuan, teknologi yang ditulis secara popular guna menarik publiknya sehingga tulisan tersebut dapat menutup kesenjangan antara disiplin ilmu dan cendekiawan/teknokratnya dengan orang awam. i. Guidance feature, yaitu tulisan yang bersifat memberi petunjuk atau penuntun pada public untuk dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat.  


B. Pandangan atau Pendapat (opinion) Penerbitan pers khususnya surat kabar dan majalah, hampir semuanya menyediakan kolom untuk menampung pendapat/pandangan. Ini merupakan perwujudan dari institusi pers sebagai lembaga control social. Opini dalam penerbitan pers:  Pendapat Umum (public opinion) Adalah pendapat, pandangan atau pemikiran lain dari masyarakat luas, untuk menggapi atau membahas suatu permasalahan yang di muat dalam penerbitan pers. Yang di maksud dengan masyarakat luas adalah orang-orang yang bukan dari pengelola penerbitan per situ sendiri. Pendapat biasanya di sajikan dalam 3 bentuk : a. Komentar Adalah pendapat, pandangan atau pemikiran lain yang disampaikan oleh masyarakat khusus menanggapi terjadinya suatu peristiwa, kejadian, atau kebijakan pemerintah yang di muat dalam penerbitan pers. Jika komentar di terima dan di anggap layak muat,oleh redaktur dimuat pada penerbitannya dengan di beri nama (by line story). Umumnya pemuatan komentar ini pada halaman depan agar dengan mudah dapat terbaca. Pemberian nama (by line story) pada suatu komentar, bertujuan untuk memberi pertanggungjawaban manakala komentar tersebut pada akhirnya menimbulkan polemic. Tanggung jawab disini adalah tanggung jawab terhadap isi komentar oleh penulis komentar itu sendiri. Sedangkan tanggung jawab pemuatannya, masih tetap ada pada penerbit. Itulah sebabnya pada pemuatan komentar ini, redaktur boleh mengedit gaya bahasanya, tetapi tidak mengurangi isi dari komentar tersebut. b. Artikel Adalah opini masyarakat yang di tungkan dalam tulisan tentang berbagai soal, ekonomi,sosial,budaya,teknologi bahkan olahraga. Penulisan artikel bisa berdasarkan gagasan murni dari penulis, bisa juga di mengambil dari sumber lain. Penulisn artikel tidak terikat oleh waktu, bentuk berita, gaya bahasa, dan teknik penulisan jurnalistik lainnya. Namun penulisnya harus memperhitungkan aktualitas, gaya penulisan serta panjang pendeknya artikel. c. Surat pembaca Adalah opini public yang cukup menarik dalam penerbitan pers. Pengirim surat pembaca ini adalah public yang pada umumnya adalah pelanggan atau pembaca maka masalah yang di tulisnya beraneka ragam, terutama yang menyangkut kehidupan mereka.  Opini Penerbit (desk opinion) Adalah pandangan, pendapat atau opini dari redaksi terhadap suatu masalah yang terjadi di tengah masyarakat, dan di jadikan sajian dalam penerbitannya. Itu sebabnya,opini penerbit juga di sebut sebagai “suara redaksi”. Opini penerbit biasa di tulis dalam beberapa bentuk: a. Tajuk Rencana Tajuk rencana ada juga yang menyebutnya sebagai ”catatan redaksi”, bahasa kerennya adalah “editorial”. Tajuk rencana di artikan sebagai induk karangan pada surat kabar atau majalah. Tajuk rencana merupakan sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap masalah-masalah yang sedang hangat di bicarakan masyrakat. Menurut Lyle Spencer dalam bukunya ”Editorial Writing” tajuk rencana merupakan pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat, logis, menarik di tinjau dari segi penulisannya dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap sutu berita yang menonjol sebegitu rupa sehingga bagi kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak pentingnya arti berita yang di tajukan tadi. Jenis tajuk rencana antara lain: 1) Meramalkan 2) Memaparkan 3) Mengungkapkan b. Pojok Adalah opini penerbit yang penyajiannya dilakukan secara humor. Sentilan lucu terhadap sesuatu kejadian yang dimuat dalam penerbitannya. Beda dengan tajuk, pojok di tulis amat singkat, lugas, menohok, tetapi tidak kehilangan ketepatan dan antisipasi permasalahan yang di “pojok” kan. c. Karikatur Adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus. Pembuatan karikatur ini bukan oleh pemred atau wartawan senior tetapi oleh orang-orang khusus yang bisa menggambar secara kontinyu. Namun demikian ide darikritik yang digambarkan itu tetap berasal dari redaksi.


C. Periklanan (advertisement) Adalah kegiatan memasok penghasilan bagi perusahaan penerbitan pers dengan menjual kolom-kolom yang ada pada surat kabar dalam bentuk advertensi (advertising). Ikln merupkan sumber pendapatan sampingan (selain menjual berita) bagi perusahaan penerbitan pers. Iklan dalam penerbitan pers di bagi dua, yaitu: a. Iklan umum, artinya iklan yang di peruntukkan bagi kepentingan bisnis. Misalnya iklan promosi dari perusahaan swasta, instansi pemerintah, lembaga bisnis. b. Iklan khusus, artinya iklan yang di peruntukkan bagi kepentingan sosial. Misalnya pengumuman, iklan keluarga, iklan layanan masyarakat, dsbg. Dilihat dari bentuknya, iklan pada penerbitan pers di bagi jadi 3 bentuk,yaitu:  Iklan Display Iklan ini memakai ukuran millimeter/kolom. Ukuran ini pula yang mentukan harganya. Misalnya harga iklan Rp. 10000 per mm/kolom. Artinya, harga tersebut adalah untuk ukurn tiap satu millimeter, dalam satu kolom. Millimeter dihitung dari atas ke bawah sedangkan kolom dari kiri ke kanan. Iklan ini pun sebebnarnya masih di bagi 3, yakni iklan display biasa, iklan display keluarga (ukuran ke duanya bebas : pemasangan boleh menentukan besar kecilnya iklan yang ingin di pasang) dan iklan display koloman (ukurannya di tentukan oleh perusahaan surat kabar ang bersangkutan). Yang membedakan ke tiga iklan ini yaitu jumlah ukuran dari iklan tersebut, dan harga yang berbeda pula.  Iklan Baris Adalah iklan yang hanya terdiri dari huruf-huruf. Iklan baris dapat di kemas dalm beberapa bentuk, seperti “iklan baris dengan huruf biasa”, “iklan baris dengan huruf lebih besar”, “iklan baris positif”, “iklan baris negative (dasar hitam tulisan putih)”. Iklan baris jumlah kata-kata yang diiklankan, di batasi barisnya dalam satu kolom. Harga iklan baris bukan di tentukan berdasarkan banyaknya kata melainkan banyaknya baris dalam kolom surat kabar.  Iklan Pariwara Adalah iklan yang berbentuk berita atau artikel. Itulah sebabnya pariwara di sebut juga sebagai advertorial (gabungan kata : advertensi dan editorial). Iklan ini juga memakai ukuran mm/kolom. Ukuran ini juga yang menentukan harganya. Iklan ini juga di batasi ukurannya. Tetapi yang di batasi bukan ukuran maksimalnya melainkan ukuran minimalnya.