Sebagai suatu lembaga yang di kelola secara bisnis, perusahaan
penerbitan pers juga menghasilkan produk yang di jual pada masyarakat.
Beda dengan produk barang lainnya, produk penerbitan pers juga mempunyai
misi tersendiri, yaitu ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan
keadilan, dan memberantas kebatilan.
Pada dasarnya, Penerbitan Pers berisi tiga (3) komponen.
A. Pemberitaan (News Getting)
Pengertian Berita
Berita berasal dari bahasa sansekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa
inggris di sebut write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Vrita
dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi Berita/Warta. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwodarminta, “berita” berarti kabar
atau warta. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka, berita ialah “laporan mengenai kejadian / peristiwa yang
hangat”.
Berita dari beberapa bagian. Isi terkecil dari berita adalah data. Data
berasal dari datum, sedangkan datum di ambil dari semua
kejadian/peristiwa.
Definisi berita menurut beberapa Ilmuwan, penulis dan pakar komunikasi :
a. Dean M Lyle Spencer, berita sebagai suatu kenyataan atau ide yang
benar dan menarik perhatian sebagian besar pembaca.
b. Dr. Willard C Bleyer, berita adalah sesuatu yang termasa (baru) yang
di pilih oleh wartawan untuk di muat di dalam surat kabar. Karena itu
ia dapat menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi
pembaca surat tersebut.
c. Eric C Hepwood,, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang
penting dn dapat menarik perhatian umum.
d. Amak Syariffudin, berita adlah suatu laporan kejadian yang di
timbulkan sebagai bahan yang menarik perhatian public media massa.
Untuk membuat berita, paling tidak harus memnuhi dua syarat, yaitu :
a. Faktanya tidak boleh di putar sedemikian rupa sehingga kebnaran
tnggal sebagian saja.
b. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap. Semboyan
dalam menulis berita, “satu masalah dalam satu berita”. Artinya suatu
berita harus di kupas dari satu masalah saja dan bukan banyak masalah
karena akan menimbulkan kesukaran penafsiran yang menyebabkan berita
tidak sempurna.)
Dalam menulis berita, penulis harus membedakan antara fakta,
interpretasi dan opini. Fakta adalah kejadian yang berlangsung di
lapangan. Contoh:
Fakta : Rudi Ramli, direktur utama Bank Bali, di ajukan ke sidang
pengadilan.
Interpretasi : Rudi Ramli di adili karena menerima klaim bantuan
likuidasi Bank Bali.
Opini : Setuju atau tidak setuju, Rudi Ramli diadili.
Opini seseorang bisa berubah menjadi fakta, jika di sebutkan nara
sumbernya. Ini yang di sebut fact in idea.
Agar berita dapat menarik perhatian pembaca, perlu di perhatikan
unsur-unsur di bawah ini :
a. Actual
b. Jarak
c. Terkenal
d. Keluarbiasaan
e. Akibat
f. Ketegangan
g. Pertentangan
h. Seks
i. Kemajuan
j. Human interest
k. Emosi
l. Humor
Berita Langsung (straight news)
Berita langsung adalah berita yang di tulis secara langsung. Artinya,
informasi yang di tuangkan dalam berita itu di peroleh langsung dari
sumber beritanya. Biasanya di ungkapkan dalam bentuk pemaparan
(descriptive) yaitu, suatu gaya penulisan berita yang memaparkan
kejadian atau peristiwa ang terjadi dalam keadaan apa adanya saja tanpa
di tambah dengan penjelasan. Berita ini lebih mengutamakan aktualitas
informasinya (berdasarkan kejadian yang sebenarnya).
Penggalian Berita (investigative news)
Untuk membuat berita, harus ada kejadian atau peristiwa. Kejadian atau
peristiwa ini yang di sebut sumber berita. Sumber berita di bagi jadi
dua :
a. Sumber berita utama (primer), adalah kantor berita resmi dari
pemerintah dalam hal menyampaikan pengumuman, pemberitahuan, dan
sebagainya. Setiap Negara memiliki kantor berita, misalnya Indonesia
(LKBN Antara), Malaysia (Bernama).
b. Sumber berita ke dua ( sekunder), adalah media massa, seperti surat
kabar, siaran radio, televise, dsbg.
Berita investigasi sering di sebut dengan berita eksklusif. Artinya,
brita tersebut jarang terjadi. Tetapi akhirnya, berita tersebut di
ketahui banyak orang. Dalam menggali berita untuk mendapatkan sumber
berita yang valid dapat di lakukan dengan tiga cara ;
1) Penulis berita menerima data atau informasi langsung dari informan
(sumber berita)
2) Meliput acara, artinya penulis menghadiri undangan suatu acara yang
sudah ada.
3) Menggali berita. Penulis berita melakukan penelitian sendiri trhadap
suatu kejadian atau pristiwa. Data yang ada diperoleh dengan menggali
informasi dari berbagai pihak. Informasi atau data tersebut kemudian di
olah menjadi berita.
Pengungkapan berita (explanatory news)
Dalam penulisan berita explanatory news, penulis dengn bebas memaparkan
data baik dari orang lain maupun dari hasil penyelidikannya sendiri.
Beberapa opini penulis juga di masukkan.
Penjelasan Berita (interpretative news)
Adalah bentuk berita yang penyajiannya merupakan penggabungan antara
fakta dan interpretasi. Artinya, dalam penulisan berita seperti ini,
penulis boleh memasukkan uraian., komentar dan sebagainya yang ada
kaitannya dengan data yang di peroleh dai peristiwa atau kejadian yang
di lihatnya. Dalam interpretative news jika sumber berita memberikan
data atau informasi yang di rasakan masih kurang jelas arti dan
maksudnya maka penulis wajib mencarikan penjelasan terhadap arti dan
maksud dari informasi tadi.
Banyak pendapat yang mengatakan interpretative news adalah bukan berita
karena banyak di masuki berbagai uraian, komentar dan sebagainya.
Pendapat seperti itu benar jika dilihat dari segi bentuk beritanya saja.
Tetapi jika ilihat dari system penyajian berita, memasukkan komentar,
penjelasan, diperbolehkan. Karena itulah muncul kemudian istilah
penjelasan berita.
Pengembangan Berita (depth news)
Adalah kelanjutan atau hampir sama dengan investigasi news. Bedanya
hanya, jika investigasi news bermula dari adanya isu atau data mentah
yang kemudian dilakukan penelitian , sedangkan depth news berasal dari
adanya sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa
di lanjutkan kembali. Lahirnya pengembangan berita ini karena banyaknya
yang di dapat pada suatu peristiwa, tetapi data itu tidak saling terkait
meskipun topiknya sama.
Karangan Khas (feature)
Adalah bagian dari penyajian berita yang cara menulisnya dapat
mengabaikan pegangan utama dalam penulisan berita, yaitu 5 W dan 1 H.
Feature sampai sekarang banyak yang mengartikan berbeda. Sebagaian
pendapat menganggap feature adalah karangan khas. Sebagian lain menyebut
feature adalah penyajian berita yang berbentuk human interest.
R. Amak Syarifuddin dalam bukunya Jurnalistik Praktis membagi Sembilan
topic yang bisa di tulis secara feature:
a. Sketsa human interest, yaitu tulisan yang sifatnya sketsa yang
dilandasi humor atas kejadian sehari-hari.
b. Sketsa kehidupan orang yang menarik public.
c. Kilasan berita-berita yang menarik, yaitu objek yang mempunyai
unsure-unsur pribadi, kedudukan, dan andilnya yang besar terhadap
masyarakat.
d. Dokumen otobiografi kemanusiaan yang berkaitan dengan pengalaman
seseorang yang disoroti secara obyektif.
e. Feature historis, yaitu kisah tentang orang-orang terkenal atau
tentang kejadian-kejadian yang menonjol.
f. Sketsa perjalanan, yaitu tulisan yang mengemukakan perjalanan
seseorang dalam daerah-daerah baru yang di kunjunginya.
g. Interpretative feature, penulisan yang mengungkapkan latar belakang
pengalaman di bidang politik, social, ekonomi, budaya dan lainnya.
h. Artikel pengetahuan populer tentang ilmu pengetahuan, teknologi yang
ditulis secara popular guna menarik publiknya sehingga tulisan tersebut
dapat menutup kesenjangan antara disiplin ilmu dan
cendekiawan/teknokratnya dengan orang awam.
i. Guidance feature, yaitu tulisan yang bersifat memberi petunjuk atau
penuntun pada public untuk dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat.
B. Pandangan atau Pendapat (opinion)
Penerbitan pers khususnya surat kabar dan majalah, hampir semuanya
menyediakan kolom untuk menampung pendapat/pandangan. Ini merupakan
perwujudan dari institusi pers sebagai lembaga control social. Opini
dalam penerbitan pers:
Pendapat Umum (public opinion)
Adalah pendapat, pandangan atau pemikiran lain dari masyarakat luas,
untuk menggapi atau membahas suatu permasalahan yang di muat dalam
penerbitan pers. Yang di maksud dengan masyarakat luas adalah
orang-orang yang bukan dari pengelola penerbitan per situ sendiri.
Pendapat biasanya di sajikan dalam 3 bentuk :
a. Komentar
Adalah pendapat, pandangan atau pemikiran lain yang disampaikan oleh
masyarakat khusus menanggapi terjadinya suatu peristiwa, kejadian, atau
kebijakan pemerintah yang di muat dalam penerbitan pers. Jika komentar
di terima dan di anggap layak muat,oleh redaktur dimuat pada
penerbitannya dengan di beri nama (by line story). Umumnya pemuatan
komentar ini pada halaman depan agar dengan mudah dapat terbaca.
Pemberian nama (by line story) pada suatu komentar, bertujuan untuk
memberi pertanggungjawaban manakala komentar tersebut pada akhirnya
menimbulkan polemic. Tanggung jawab disini adalah tanggung jawab
terhadap isi komentar oleh penulis komentar itu sendiri. Sedangkan
tanggung jawab pemuatannya, masih tetap ada pada penerbit. Itulah
sebabnya pada pemuatan komentar ini, redaktur boleh mengedit gaya
bahasanya, tetapi tidak mengurangi isi dari komentar tersebut.
b. Artikel
Adalah opini masyarakat yang di tungkan dalam tulisan tentang berbagai
soal, ekonomi,sosial,budaya,teknologi bahkan olahraga. Penulisan artikel
bisa berdasarkan gagasan murni dari penulis, bisa juga di mengambil
dari sumber lain. Penulisn artikel tidak terikat oleh waktu, bentuk
berita, gaya bahasa, dan teknik penulisan jurnalistik lainnya. Namun
penulisnya harus memperhitungkan aktualitas, gaya penulisan serta
panjang pendeknya artikel.
c. Surat pembaca
Adalah opini public yang cukup menarik dalam penerbitan pers. Pengirim
surat pembaca ini adalah public yang pada umumnya adalah pelanggan atau
pembaca maka masalah yang di tulisnya beraneka ragam, terutama yang
menyangkut kehidupan mereka.
Opini Penerbit (desk opinion)
Adalah pandangan, pendapat atau opini dari redaksi terhadap suatu
masalah yang terjadi di tengah masyarakat, dan di jadikan sajian dalam
penerbitannya. Itu sebabnya,opini penerbit juga di sebut sebagai “suara
redaksi”.
Opini penerbit biasa di tulis dalam beberapa bentuk:
a. Tajuk Rencana
Tajuk rencana ada juga yang menyebutnya sebagai ”catatan redaksi”,
bahasa kerennya adalah “editorial”. Tajuk rencana di artikan sebagai
induk karangan pada surat kabar atau majalah. Tajuk rencana merupakan
sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap masalah-masalah yang
sedang hangat di bicarakan masyrakat.
Menurut Lyle Spencer dalam bukunya ”Editorial Writing” tajuk rencana
merupakan pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat, logis,
menarik di tinjau dari segi penulisannya dan bertujuan untuk
mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap sutu berita
yang menonjol sebegitu rupa sehingga bagi kebanyakan pembaca surat kabar
akan menyimak pentingnya arti berita yang di tajukan tadi. Jenis tajuk
rencana antara lain:
1) Meramalkan
2) Memaparkan
3) Mengungkapkan
b. Pojok
Adalah opini penerbit yang penyajiannya dilakukan secara humor. Sentilan
lucu terhadap sesuatu kejadian yang dimuat dalam penerbitannya. Beda
dengan tajuk, pojok di tulis amat singkat, lugas, menohok, tetapi tidak
kehilangan ketepatan dan antisipasi permasalahan yang di “pojok” kan.
c. Karikatur
Adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk
gambar-gambar khusus. Pembuatan karikatur ini bukan oleh pemred atau
wartawan senior tetapi oleh orang-orang khusus yang bisa menggambar
secara kontinyu. Namun demikian ide darikritik yang digambarkan itu
tetap berasal dari redaksi.
C. Periklanan (advertisement)
Adalah kegiatan memasok penghasilan bagi perusahaan penerbitan pers
dengan menjual kolom-kolom yang ada pada surat kabar dalam bentuk
advertensi (advertising). Ikln merupkan sumber pendapatan sampingan
(selain menjual berita) bagi perusahaan penerbitan pers. Iklan dalam
penerbitan pers di bagi dua, yaitu:
a. Iklan umum, artinya iklan yang di peruntukkan bagi kepentingan
bisnis. Misalnya iklan promosi dari perusahaan swasta, instansi
pemerintah, lembaga bisnis.
b. Iklan khusus, artinya iklan yang di peruntukkan bagi kepentingan
sosial. Misalnya pengumuman, iklan keluarga, iklan layanan masyarakat,
dsbg.
Dilihat dari bentuknya, iklan pada penerbitan pers di bagi jadi 3
bentuk,yaitu:
Iklan Display
Iklan ini memakai ukuran millimeter/kolom. Ukuran ini pula yang mentukan
harganya. Misalnya harga iklan Rp. 10000 per mm/kolom. Artinya, harga
tersebut adalah untuk ukurn tiap satu millimeter, dalam satu kolom.
Millimeter dihitung dari atas ke bawah sedangkan kolom dari kiri ke
kanan. Iklan ini pun sebebnarnya masih di bagi 3, yakni iklan display
biasa, iklan display keluarga (ukuran ke duanya bebas : pemasangan boleh
menentukan besar kecilnya iklan yang ingin di pasang) dan iklan display
koloman (ukurannya di tentukan oleh perusahaan surat kabar ang
bersangkutan). Yang membedakan ke tiga iklan ini yaitu jumlah ukuran
dari iklan tersebut, dan harga yang berbeda pula.
Iklan Baris
Adalah iklan yang hanya terdiri dari huruf-huruf. Iklan baris dapat di
kemas dalm beberapa bentuk, seperti “iklan baris dengan huruf biasa”,
“iklan baris dengan huruf lebih besar”, “iklan baris positif”, “iklan
baris negative (dasar hitam tulisan putih)”. Iklan baris jumlah
kata-kata yang diiklankan, di batasi barisnya dalam satu kolom. Harga
iklan baris bukan di tentukan berdasarkan banyaknya kata melainkan
banyaknya baris dalam kolom surat kabar.
Iklan Pariwara
Adalah iklan yang berbentuk berita atau artikel. Itulah sebabnya
pariwara di sebut juga sebagai advertorial (gabungan kata : advertensi
dan editorial). Iklan ini juga memakai ukuran mm/kolom. Ukuran ini juga
yang menentukan harganya. Iklan ini juga di batasi ukurannya. Tetapi
yang di batasi bukan ukuran maksimalnya melainkan ukuran minimalnya.