Jumat, 11 Mei 2012

MANAJEMEN PENERBITAN PERS - ISI PENERBITAN PERS

Sebagai suatu lembaga yang di kelola secara bisnis, perusahaan penerbitan pers juga menghasilkan produk yang di jual pada masyarakat. Beda dengan produk barang lainnya, produk penerbitan pers juga mempunyai misi tersendiri, yaitu ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan keadilan, dan memberantas kebatilan. Pada dasarnya, Penerbitan Pers berisi tiga (3) komponen.

A. Pemberitaan (News Getting)  Pengertian Berita Berita berasal dari bahasa sansekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa inggris di sebut write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Vrita dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi Berita/Warta. Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwodarminta, “berita” berarti kabar atau warta. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, berita ialah “laporan mengenai kejadian / peristiwa yang hangat”. Berita dari beberapa bagian. Isi terkecil dari berita adalah data. Data berasal dari datum, sedangkan datum di ambil dari semua kejadian/peristiwa. Definisi berita menurut beberapa Ilmuwan, penulis dan pakar komunikasi : a. Dean M Lyle Spencer, berita sebagai suatu kenyataan atau ide yang benar dan menarik perhatian sebagian besar pembaca. b. Dr. Willard C Bleyer, berita adalah sesuatu yang termasa (baru) yang di pilih oleh wartawan untuk di muat di dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi pembaca surat tersebut. c. Eric C Hepwood,, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dn dapat menarik perhatian umum. d. Amak Syariffudin, berita adlah suatu laporan kejadian yang di timbulkan sebagai bahan yang menarik perhatian public media massa. Untuk membuat berita, paling tidak harus memnuhi dua syarat, yaitu : a. Faktanya tidak boleh di putar sedemikian rupa sehingga kebnaran tnggal sebagian saja. b. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap. Semboyan dalam menulis berita, “satu masalah dalam satu berita”. Artinya suatu berita harus di kupas dari satu masalah saja dan bukan banyak masalah karena akan menimbulkan kesukaran penafsiran yang menyebabkan berita tidak sempurna.) Dalam menulis berita, penulis harus membedakan antara fakta, interpretasi dan opini. Fakta adalah kejadian yang berlangsung di lapangan. Contoh: Fakta : Rudi Ramli, direktur utama Bank Bali, di ajukan ke sidang pengadilan. Interpretasi : Rudi Ramli di adili karena menerima klaim bantuan likuidasi Bank Bali. Opini : Setuju atau tidak setuju, Rudi Ramli diadili. Opini seseorang bisa berubah menjadi fakta, jika di sebutkan nara sumbernya. Ini yang di sebut fact in idea. Agar berita dapat menarik perhatian pembaca, perlu di perhatikan unsur-unsur di bawah ini : a. Actual b. Jarak c. Terkenal d. Keluarbiasaan e. Akibat f. Ketegangan g. Pertentangan h. Seks i. Kemajuan j. Human interest k. Emosi l. Humor  Berita Langsung (straight news) Berita langsung adalah berita yang di tulis secara langsung. Artinya, informasi yang di tuangkan dalam berita itu di peroleh langsung dari sumber beritanya. Biasanya di ungkapkan dalam bentuk pemaparan (descriptive) yaitu, suatu gaya penulisan berita yang memaparkan kejadian atau peristiwa ang terjadi dalam keadaan apa adanya saja tanpa di tambah dengan penjelasan. Berita ini lebih mengutamakan aktualitas informasinya (berdasarkan kejadian yang sebenarnya).  Penggalian Berita (investigative news) Untuk membuat berita, harus ada kejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa ini yang di sebut sumber berita. Sumber berita di bagi jadi dua : a. Sumber berita utama (primer), adalah kantor berita resmi dari pemerintah dalam hal menyampaikan pengumuman, pemberitahuan, dan sebagainya. Setiap Negara memiliki kantor berita, misalnya Indonesia (LKBN Antara), Malaysia (Bernama). b. Sumber berita ke dua ( sekunder), adalah media massa, seperti surat kabar, siaran radio, televise, dsbg. Berita investigasi sering di sebut dengan berita eksklusif. Artinya, brita tersebut jarang terjadi. Tetapi akhirnya, berita tersebut di ketahui banyak orang. Dalam menggali berita untuk mendapatkan sumber berita yang valid dapat di lakukan dengan tiga cara ; 1) Penulis berita menerima data atau informasi langsung dari informan (sumber berita) 2) Meliput acara, artinya penulis menghadiri undangan suatu acara yang sudah ada. 3) Menggali berita. Penulis berita melakukan penelitian sendiri trhadap suatu kejadian atau pristiwa. Data yang ada diperoleh dengan menggali informasi dari berbagai pihak. Informasi atau data tersebut kemudian di olah menjadi berita.  Pengungkapan berita (explanatory news) Dalam penulisan berita explanatory news, penulis dengn bebas memaparkan data baik dari orang lain maupun dari hasil penyelidikannya sendiri. Beberapa opini penulis juga di masukkan.  Penjelasan Berita (interpretative news) Adalah bentuk berita yang penyajiannya merupakan penggabungan antara fakta dan interpretasi. Artinya, dalam penulisan berita seperti ini, penulis boleh memasukkan uraian., komentar dan sebagainya yang ada kaitannya dengan data yang di peroleh dai peristiwa atau kejadian yang di lihatnya. Dalam interpretative news jika sumber berita memberikan data atau informasi yang di rasakan masih kurang jelas arti dan maksudnya maka penulis wajib mencarikan penjelasan terhadap arti dan maksud dari informasi tadi. Banyak pendapat yang mengatakan interpretative news adalah bukan berita karena banyak di masuki berbagai uraian, komentar dan sebagainya. Pendapat seperti itu benar jika dilihat dari segi bentuk beritanya saja. Tetapi jika ilihat dari system penyajian berita, memasukkan komentar, penjelasan, diperbolehkan. Karena itulah muncul kemudian istilah penjelasan berita.  Pengembangan Berita (depth news) Adalah kelanjutan atau hampir sama dengan investigasi news. Bedanya hanya, jika investigasi news bermula dari adanya isu atau data mentah yang kemudian dilakukan penelitian , sedangkan depth news berasal dari adanya sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa di lanjutkan kembali. Lahirnya pengembangan berita ini karena banyaknya yang di dapat pada suatu peristiwa, tetapi data itu tidak saling terkait meskipun topiknya sama.  Karangan Khas (feature) Adalah bagian dari penyajian berita yang cara menulisnya dapat mengabaikan pegangan utama dalam penulisan berita, yaitu 5 W dan 1 H. Feature sampai sekarang banyak yang mengartikan berbeda. Sebagaian pendapat menganggap feature adalah karangan khas. Sebagian lain menyebut feature adalah penyajian berita yang berbentuk human interest. R. Amak Syarifuddin dalam bukunya Jurnalistik Praktis membagi Sembilan topic yang bisa di tulis secara feature: a. Sketsa human interest, yaitu tulisan yang sifatnya sketsa yang dilandasi humor atas kejadian sehari-hari. b. Sketsa kehidupan orang yang menarik public. c. Kilasan berita-berita yang menarik, yaitu objek yang mempunyai unsure-unsur pribadi, kedudukan, dan andilnya yang besar terhadap masyarakat. d. Dokumen otobiografi kemanusiaan yang berkaitan dengan pengalaman seseorang yang disoroti secara obyektif. e. Feature historis, yaitu kisah tentang orang-orang terkenal atau tentang kejadian-kejadian yang menonjol. f. Sketsa perjalanan, yaitu tulisan yang mengemukakan perjalanan seseorang dalam daerah-daerah baru yang di kunjunginya. g. Interpretative feature, penulisan yang mengungkapkan latar belakang pengalaman di bidang politik, social, ekonomi, budaya dan lainnya. h. Artikel pengetahuan populer tentang ilmu pengetahuan, teknologi yang ditulis secara popular guna menarik publiknya sehingga tulisan tersebut dapat menutup kesenjangan antara disiplin ilmu dan cendekiawan/teknokratnya dengan orang awam. i. Guidance feature, yaitu tulisan yang bersifat memberi petunjuk atau penuntun pada public untuk dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat.  


B. Pandangan atau Pendapat (opinion) Penerbitan pers khususnya surat kabar dan majalah, hampir semuanya menyediakan kolom untuk menampung pendapat/pandangan. Ini merupakan perwujudan dari institusi pers sebagai lembaga control social. Opini dalam penerbitan pers:  Pendapat Umum (public opinion) Adalah pendapat, pandangan atau pemikiran lain dari masyarakat luas, untuk menggapi atau membahas suatu permasalahan yang di muat dalam penerbitan pers. Yang di maksud dengan masyarakat luas adalah orang-orang yang bukan dari pengelola penerbitan per situ sendiri. Pendapat biasanya di sajikan dalam 3 bentuk : a. Komentar Adalah pendapat, pandangan atau pemikiran lain yang disampaikan oleh masyarakat khusus menanggapi terjadinya suatu peristiwa, kejadian, atau kebijakan pemerintah yang di muat dalam penerbitan pers. Jika komentar di terima dan di anggap layak muat,oleh redaktur dimuat pada penerbitannya dengan di beri nama (by line story). Umumnya pemuatan komentar ini pada halaman depan agar dengan mudah dapat terbaca. Pemberian nama (by line story) pada suatu komentar, bertujuan untuk memberi pertanggungjawaban manakala komentar tersebut pada akhirnya menimbulkan polemic. Tanggung jawab disini adalah tanggung jawab terhadap isi komentar oleh penulis komentar itu sendiri. Sedangkan tanggung jawab pemuatannya, masih tetap ada pada penerbit. Itulah sebabnya pada pemuatan komentar ini, redaktur boleh mengedit gaya bahasanya, tetapi tidak mengurangi isi dari komentar tersebut. b. Artikel Adalah opini masyarakat yang di tungkan dalam tulisan tentang berbagai soal, ekonomi,sosial,budaya,teknologi bahkan olahraga. Penulisan artikel bisa berdasarkan gagasan murni dari penulis, bisa juga di mengambil dari sumber lain. Penulisn artikel tidak terikat oleh waktu, bentuk berita, gaya bahasa, dan teknik penulisan jurnalistik lainnya. Namun penulisnya harus memperhitungkan aktualitas, gaya penulisan serta panjang pendeknya artikel. c. Surat pembaca Adalah opini public yang cukup menarik dalam penerbitan pers. Pengirim surat pembaca ini adalah public yang pada umumnya adalah pelanggan atau pembaca maka masalah yang di tulisnya beraneka ragam, terutama yang menyangkut kehidupan mereka.  Opini Penerbit (desk opinion) Adalah pandangan, pendapat atau opini dari redaksi terhadap suatu masalah yang terjadi di tengah masyarakat, dan di jadikan sajian dalam penerbitannya. Itu sebabnya,opini penerbit juga di sebut sebagai “suara redaksi”. Opini penerbit biasa di tulis dalam beberapa bentuk: a. Tajuk Rencana Tajuk rencana ada juga yang menyebutnya sebagai ”catatan redaksi”, bahasa kerennya adalah “editorial”. Tajuk rencana di artikan sebagai induk karangan pada surat kabar atau majalah. Tajuk rencana merupakan sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap masalah-masalah yang sedang hangat di bicarakan masyrakat. Menurut Lyle Spencer dalam bukunya ”Editorial Writing” tajuk rencana merupakan pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat, logis, menarik di tinjau dari segi penulisannya dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap sutu berita yang menonjol sebegitu rupa sehingga bagi kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak pentingnya arti berita yang di tajukan tadi. Jenis tajuk rencana antara lain: 1) Meramalkan 2) Memaparkan 3) Mengungkapkan b. Pojok Adalah opini penerbit yang penyajiannya dilakukan secara humor. Sentilan lucu terhadap sesuatu kejadian yang dimuat dalam penerbitannya. Beda dengan tajuk, pojok di tulis amat singkat, lugas, menohok, tetapi tidak kehilangan ketepatan dan antisipasi permasalahan yang di “pojok” kan. c. Karikatur Adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus. Pembuatan karikatur ini bukan oleh pemred atau wartawan senior tetapi oleh orang-orang khusus yang bisa menggambar secara kontinyu. Namun demikian ide darikritik yang digambarkan itu tetap berasal dari redaksi.


C. Periklanan (advertisement) Adalah kegiatan memasok penghasilan bagi perusahaan penerbitan pers dengan menjual kolom-kolom yang ada pada surat kabar dalam bentuk advertensi (advertising). Ikln merupkan sumber pendapatan sampingan (selain menjual berita) bagi perusahaan penerbitan pers. Iklan dalam penerbitan pers di bagi dua, yaitu: a. Iklan umum, artinya iklan yang di peruntukkan bagi kepentingan bisnis. Misalnya iklan promosi dari perusahaan swasta, instansi pemerintah, lembaga bisnis. b. Iklan khusus, artinya iklan yang di peruntukkan bagi kepentingan sosial. Misalnya pengumuman, iklan keluarga, iklan layanan masyarakat, dsbg. Dilihat dari bentuknya, iklan pada penerbitan pers di bagi jadi 3 bentuk,yaitu:  Iklan Display Iklan ini memakai ukuran millimeter/kolom. Ukuran ini pula yang mentukan harganya. Misalnya harga iklan Rp. 10000 per mm/kolom. Artinya, harga tersebut adalah untuk ukurn tiap satu millimeter, dalam satu kolom. Millimeter dihitung dari atas ke bawah sedangkan kolom dari kiri ke kanan. Iklan ini pun sebebnarnya masih di bagi 3, yakni iklan display biasa, iklan display keluarga (ukuran ke duanya bebas : pemasangan boleh menentukan besar kecilnya iklan yang ingin di pasang) dan iklan display koloman (ukurannya di tentukan oleh perusahaan surat kabar ang bersangkutan). Yang membedakan ke tiga iklan ini yaitu jumlah ukuran dari iklan tersebut, dan harga yang berbeda pula.  Iklan Baris Adalah iklan yang hanya terdiri dari huruf-huruf. Iklan baris dapat di kemas dalm beberapa bentuk, seperti “iklan baris dengan huruf biasa”, “iklan baris dengan huruf lebih besar”, “iklan baris positif”, “iklan baris negative (dasar hitam tulisan putih)”. Iklan baris jumlah kata-kata yang diiklankan, di batasi barisnya dalam satu kolom. Harga iklan baris bukan di tentukan berdasarkan banyaknya kata melainkan banyaknya baris dalam kolom surat kabar.  Iklan Pariwara Adalah iklan yang berbentuk berita atau artikel. Itulah sebabnya pariwara di sebut juga sebagai advertorial (gabungan kata : advertensi dan editorial). Iklan ini juga memakai ukuran mm/kolom. Ukuran ini juga yang menentukan harganya. Iklan ini juga di batasi ukurannya. Tetapi yang di batasi bukan ukuran maksimalnya melainkan ukuran minimalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar